Kamis, 10 Mei 2012

fitofarmaka

FITOFARMAKA  sebumnya sudah pernah dibahas mengenai cerita obat   tradisional atau yang lebih banyak dikenal dengan jamu .Tentunya kita sudah tidak asing kan dengan pengaturan jenis obat bahan alam di Indonesia yang dikelompokkan menjadi Jamu, Obat Herbal Terstandar (OHT), dan Fitofarmaka?  sekali, penggolongan tersebut sesuai dengan regulasi pemerintah (Badan POM) mengenai pengaturan jenis .Sekarang kita akan lebih mendalami mengenai Fitofarmaka Indonesia. Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik, serta bahan baku dan produk jadinya telah distandardisasi. Singkatnya fitofarmaka ini adalah obat herbal yang sudah dilengkapi dokumen pendukung soal efektivitas dan keamanannya. Proses yang dilalui oleh suatu bahan obat menjadi fitofarmaka cukup panjang, melewati diantaranya uji toksisitas, uji eksperimental pada hewan, serta uji klinik fitofarmaka pada manusia sehat dan manusia dengan penyakit terkait.

Di Indonesia, baru terdapat lima jenis tanaman yang termasuk ke dalam kategori fitofarmaka. Menurut  data, sejak tahun 2003 Badan Pengawas Obat dan Makanan(BPOM) sudah ada sekitar sembilan tanaman obat siap menjadi fitofarmaka. Namun sampai saat baru terdapat lima jenis tanaman yang masuk kategori fitofarmaka. Hal ini berbanding terbalik dengan kenyataan bahwa Indonesia merupakan negara dengan gelar negara kedua terkaya dalam keanekaragaman hayatinya (Saat ini Indonesia memiliki sekitar 30.000 spesies tumbuhan dan 940 spesies di antaranya termasuk tumbuhan berkhasiat).

Fitofarmaka produksi Indonesia:

1. Nodiar
    Komposisi:
    * Attapulgite (bahan kimia, obat untuk diare), 300 mg
    * Psidii folium ekstrak (daun jambu biji), 50 mg
    * Curcumae domesticae rhizoma ekstrak (kunyit),  7.5 mg
     Khasiat: untuk pengobatan diare non spesifik

 2. Rheumaneer
      Komposisi:
      * Curcumae domesticae rhizoma (temulawak), 95 mg
      * Zingiberis rhizoma ekstrak (kunyit), 85 mg
      * Curcumae rhizoma ekstrak, (temulawak) 120 mg
      * Panduratae rhizoma ekstrak, (temu kunci) 75 mg
      * Retrofracti fructus ekstrak, (buah cabe jawa), 125 mg
      Khasiat: pengobatan nyeri sendi ringan

  3. Stimuno 
      Komposisi: Phyllanthi herba ekstrak (meniran), 50 mg
      Khasiat: Membantu memperbaiki dan meningkatkan daya tahan tubuh (sebagai imunomodulator)
  4. Tensigard Agromed  
      Komposisi:
      * Apii Herba ekstrak (seledri), 95 mg
      * Orthosiphon folium ekstrak (daun kumis kucing), 28mg
  5. X-Gra
      Khasiat: Membantu menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi ringan       Komposisi:
      * Ganoderma lucidum (jamur ganoderma), 150 mg
      * Eurycomae radix (akar pasak bumi), 50 mg      
      * Retrofracti fructus (buah cabe jawa), 2.5 mgnbsp   
      Khasiat: Meningkatkan stamina dan kesegaran tubuh, membantu meningkatkan stamina pria, membantu mengatasi disfungsi ereksi dan ejakulasi dini.

Kelima produk fitofarmaka ini merupakan produk Indonesia yang membanggakan. Melalui berbagai penelitian, prosedur, dan biaya yang tidak sedikit akhirnya produk ini dapat secara aman dikonsumsi masyarakat sesuai dengan indikasinya. Dengan berkembangnya fitofarmaka maka akan meningkatkan kepercayaan konsumen dalam menggunakannya, jelas karena fitofarmaka adalah grade tertinggi dari produk herbal di Indonesia. Fitofarmaka juga dalam proses produksinya sudah terstandardisasi dimulai sejak budi daya melalui adanya GAP (Good Agricultural Practice).itulah sekilas tentang fitofarmaka

0 komentar:

Posting Komentar